Alhamdullilah q bisa menginjakkan kaki di pulau yg tenar akan laskar pelangi ini. Awalnya rencana liburan dengan keluarga besar. Namun seiring waktu dan kondisi akhirnya yang berangkat ke belitong ini hanya aku, ibuku dan sepupu ku..kita bertiga juga kesini karena ada mangcik (sebutan paman dalam bahasa Palembang). Ya itulah alasan mengapa kami selalu ingin berkunjung ke belitung. Alhamdulilah juga kami disini ongkos pp pesawat dibayarin mangcik, ya secara mangcik kami orangnya baik n tajir :). Untuk menuju ke belitung dari palembang naik pesawat ke pangkal pinang terus transit dari pangkal pinang ke belitung menggunakan merk pesawat yg sama. Kami sampai di belitung tepat di hari jum`at tgl 8 mei 2015.
Sesampainya di rumah mangcik kami istirahat sejenak setelah itu lanjut berburu ke pasar sore mencari makanan malam. Setibanya di pasar mata kami tertuju pada rajungan yg begitu gede wuuww...mantap, namun syg sekarang harga seafood mahal semenjak bbm naik. Setelah itu kami juga membeli kepala ikan tengiri gede cuy ..dan tak lupa membeli timong (warga menyebutnya yakni sejenis kerang). Singkat cerita sabtu ..kami mulai menjelajah tempat pertama yang kami kunjungi adalah bukit berahu yang mana untuk sampai ke sana dari tanjung pandan butuh waktu sekitar 25menit. Sesampai disana kalian hanya cukup membayar uang masuk n kendaraan yg begitu murah. Bukit berahu terlihat hamparan laut berhiaskan warna indah, pantulan cahaya matahari membuat warna putih,biru muda,toska n biru tua berdampingan dengan indahnya. Untuk melihat pantai bukit berahu pun harus menuruni anak tangga yg berjumlah kurang lebih 100. Dan sampai disna begitu mempesona melihat pasir putih yg begitu bersih sehingga membuatku melepas alas kaki dan terlihat pula bebatuan besar berjejer di dekatnya yg membuat diri hrus menaiki bebatuannya. Tak lupa kami pun selalu mengabadikan moment indah di "Bukit Berahu". Lepas dari sana kami pun beranjak pergi menuju "Pantai Tanjung Kelayang" yang berada tak jauh dari sana, lagi lagi mata pun teranjak untuk menikmati keindahan yang Allah hadirkan ke Bumi. Terlihat disana bebatuan yang menyerupai burung, sehingga disebut pulau burung. Di pantai ini juga kalian bisa menyewa kapal untuk menuju ke pantai lengkuas yang sering terdapat penyewaan snorkling. Tak lama kami bersantai, kami pun memutuskan untuk beranjak pergi ke pantai yang lebih indah, yang mana semua dunia dapat mengetahui keindahannya dari film laskar pelangi, itulah "Pantai Tanjung Tinggi". Sepanjang perjalanan menuju ke pantai itu mata kita akan dimanjakan keindahan yang ditunjukkan sekeliling pulau yang banyak bebatuan timbul yang ukuranya bervariasi. Sesampai di Pantai Tanjung Tinggi kami tidak langsung turun, namun kami mampir dulu untuk menyantap hidangan laut yang disajikan di kedai rumah makan. Rumah makan yang kami pilih untuk menikmati santap siang yakni RM Seleraku, dimana kami memesan gulai khas Belitung yakni namanya "Gulai Gangan" dan kami memesan ikan bulat bakar bumbu dan kecap, dan sayur cah kangkung. Sebanding dengan harga makanan pun begitu sedapnya. Setelah makan kami melaksanakan sholat dahulu di mushola di dekat pantai tanjung tinggi. Birunya laut, besarnya bebatuan begitu memikat hati setiap orang yang melihatnya. Pesona laut yang lengkap ... Bersantai sejenak dengan memesan air kelapa uiwwhh..
Setelah udara yang tidak terlalu menyengat kami pun mengabadikan moment nan indah dan tak lupa berenang menikmati kekayaan alam yang dimiliki Pulau Belitong ini. Meskipun aku tidak bisa berenang, namun aku mencoba untuk belajar, sedangkan ibu yang begitu asyiknya mengapungkan diri di air, mangcik yang asyik menyelam dan berenang jauh dan sepupuku yang asyik berselfi ria ^~^. Usai berenang dipinggir pantai sambil mencari kerang, jahilku keluar dengan melemparkan pasir ke badan ibuku, mangcik ku dan sepupuku. Begitu nyamannya menikmati suasana yang entah kapan lagi dapat aku rasakan. Aku sayang kalian ..luv all..
Usai berenang, kami pun membilas dan meninggalkan pantai tanjung tinggi yang begitu indah dengan pesona yang tak dimiliki pantai yang pernah aku datangi. Kami pun pulang ke rumah, eits tapi gak langsung istirahat masih ada rencana lainnya yakni di malam hari kami pun mengunjungi "Pantai Tanjung Pendam" jaraknya yang dekat dengan pusat kota membuat pantai itu menjadi tempat wisata yang menghadirkan banyak kegiatan, seperti pentas anak sekolah, cafe yang menarik dan gallery pun tersedia disana. Ok cerita bersambung dulu .................
Manfaat bagi yang membaca
Sosok Terkasih

Rabu, 13 Mei 2015
Kamis, 12 Februari 2015
Puisi karya sendiri
PERJALANAN SEBUAH PROFESI
Karya : Ru'fah Sari, AMd.KL
Permata...
Mengajarkan aku ilmu pembaharuan
Darimu aku mengerti arti sebuah kesabaran
Denganmu aku berjuang menghadapi keluhan
Kuselesaikan satu demi satu persoalan
Permata...
Memberikan aku suatu keluarga baru
Mempersatukan masing budaya menjadi satu
Berbagai sifat dan kepribadian kutemukan
Harus hadapi dengan penuh ketenangan
Hingga saatnya aku harus berhenti
Menyelesaikan segala profesi diri
Sebagai sanitarian pelaksana disini
Tegak berdiri dengan kesendirian
Gigih memperjuangkan lingkungan
Hanya sebuah harapan menyisakan
Meninggalkan sebuah kenangan yang dilakukan
Menginginkan sebuah impian
Mewujudkan sebuah pencapaian
Membuat keindahan dan kenyamanan
Demi terciptanya arti sbuah kesehatan lingkungan
Yang diharapkan semua kalangan
Karya : Ru'fah Sari, AMd.KL
Permata...
Mengajarkan aku ilmu pembaharuan
Darimu aku mengerti arti sebuah kesabaran
Denganmu aku berjuang menghadapi keluhan
Kuselesaikan satu demi satu persoalan
Permata...
Memberikan aku suatu keluarga baru
Mempersatukan masing budaya menjadi satu
Berbagai sifat dan kepribadian kutemukan
Harus hadapi dengan penuh ketenangan
Hingga saatnya aku harus berhenti
Menyelesaikan segala profesi diri
Sebagai sanitarian pelaksana disini
Tegak berdiri dengan kesendirian
Gigih memperjuangkan lingkungan
Hanya sebuah harapan menyisakan
Meninggalkan sebuah kenangan yang dilakukan
Menginginkan sebuah impian
Mewujudkan sebuah pencapaian
Membuat keindahan dan kenyamanan
Demi terciptanya arti sbuah kesehatan lingkungan
Yang diharapkan semua kalangan
Puisi Karyaku
SOSOK TERKASIH
Karya : Ru'fah Sari, AMd.KL
Tiada
kata yang dapat mengungkapkan
Tiada
ekspresi yang dapat menggambarkan
Tiada
kasih yang dapat menggantikan
Tiada
kebahagian yang dapat melukiskan
Lembut belai kasih yang diajarkan
Sabarnya
hati hadapi segala kelakuan
Lelah
dan letih tak pernah ditunjukkan
Kasih
dan sayang yang selalu tercurahkan
Ayah…Bagaikan
sosok malaikat
Selalu
hadirkan kenyamanan dan kerinduan
Ibu…
Engkaupun sosok bidadari terhebat
Yang
hadirkan berjuta pesona keindahan
Perjuangan
terlihat kuatnya dirimu hadapi kehidupan
Ya
Allah…
Terimakasih
atas karunia terindah
Terimakasih
tlah berikan nafas kehidupan
Tak
ada hadiah yang dapat aku berikan
Tak
ada balasan yang dapat aku janjikan
Namun
doa dan perbuatan yang coba ku tunjukkan
Maafkan
segala khilaf yang terlakukan
Lukisan
senyum akan coba aku lukiskan teruntuk Ibu sayang
Doa
yang tak pernah henti untuk Ayah dan Ibu
Dari
anak yang belum bisa berikan banyak kebahagiaan
Rabu, 04 Juli 2012
Identifikasi pinjal
IDENTIFIKASI PINJAL
- Tujuan
Untuk mengidentifikasi jenis kelamin daripada pinjal
- Landasan Teori
Pinjal adalah adalah jenis serangga yang masuk dalam ordo Siphonaptera yang secara morfologis berbentuk pipih lateral dibanding dengan kutu manusia (Anoplura) yang berbentuk pipih, tetapi rata atau horizontal khas, yakni berbentuk pipih horizontal, tidak bersayap, tanpa mata majemuk, memiliki dua oseli, antena pendek tetapi kuat, alat-alat mulut dimodifikasi dalam bentuk menusuk dan menghisap, bagian ekstrnal tubuh memiliki struktur seperti sisir dan duri-duri, bersifat ektoparasit pada hewan-hewan berdarah panas.
Pinjal mempunyai panjang 1,5 – 4,0 mm, yang jantan biasanya lebih kecil dari yang betina. Pinjal merupakan salah satu parasit yang paling sering ditemui pada hewan kesayangan baik anjing maupun kucing. Meskipun ukurannya yang kecil dan kadang tidak disadari pemilik hewan karena tidak menyebabkan gangguan kesehatan hewan yang serius, namun perlu diperhatikan bahwa dalam jumlah besar kutu dapat mengakibatkan kerusakan kulit yang parah bahkan menjadi vektor pembawa penyakit tertentu.
Pinjal termasuk ordo Siphonaptera yang mulanya dikenal sebagai ordo Aphniptera. Terdapat sekitar 3000 spesies pinjal yang masuk ke dalam 200 genus. Sekarang ini baru 200 spesies pinjal yang telah diidentifikasi. Seringkali orang tidak dapat membedakan antara kutu dan pinjal. Pinjal juga merupakan serangga ektoparasit yang hidup pada permukaan tubuh inangnya. Inangnya terutama hewan peliharaan seperti kucing, dan anjing, juga hewan lainnya seperti tikus, unggas bahkan kelelawar dan hewan berkantung.
Gigitan pinjal ini dapat menimbulkan rasa gatal yang hebat kemudian berlanjut hingga menjadi radang kulit yang disebut flea bites dermatitis. Selain akibat gigitannya, kotoran dan saliva pinjal pun dapat berbahaya karena dapat menyebabkan radang kulit.
- Klasifikasi PinjalPinjal masuk ke dalam ordo Siphonaptera yang pada mulanya dikenal sebagai ordo Aphniptera. Ordo Siphonaptera terdiri atas tiga super famili yaitu Pulicoidea, Copysyllodea dan Ceratophylloidea. Ketiga super famili ini terbagi menjadi Sembilan famili yaitu Pulicidae, Rophalopsyllidae, Hystrichopsyllidae, Pyglopsyllidae, Stephanocircidae, Macropsyllidae, Ischnopsyllidae dan Ceratophillidae. Dari semua famili dalam ordo Siphonaptera paling penting dalam bidang kesehatan hewan adalah famili Pulicidae.
- Morfologi PinjalPinjal yang masuk ke dalam sub spesies C. felis formatipica memiliki dahi yang memanjang dan meruncing di ujung anterior. Pinjal betina tidak memiliki rambut pendek di belakang lekuk antenna. Kaki belakang dari sub spesies ini terdiri dari enam ruas dorsal dan manubriumnya tidak melebar di apical, sedangkan pinjal yang masuk ke dalam sun spesies C. felis formatipica memiliki dahi yang pendek dan melebar serta membulat di anterior. Pinjal pada sub spesies ini memiliki jajaran rambut satu sampai delapan yang pendek di belakang lekuk anten. Kaki belakang dari pinjal ini terdiri atas tujuh ruas dorsal dan manubrium melebar di apical.Pinjal merupakan insekta yang tidak memiliki sayap dengan tubuh berbentuk pipih bilateral dengan panjang 1,5-4,0 mm, yang jantan biasanya lebih kecil dari yang betina. Kedua jenis kelamin yang dewasa menghisap darah. Pinjal mempunyai kritin yang tebal. Tiga segmen thoraks dikenal sebagai pronotum, mesonotum dan metanotum (metathoraks). Segmen yang terakhir tersebut berkembang, baik untuk menunjang kaki belakang yang mendorong pinjal tersebut saat meloncat. Di belakang pronotum pada beberapa jenis terdapat sebaris duri yang kuat berbentuk sisir, yaitu ktenedium pronotal. Sedangkan tepat diatas alat mulut pada beberapa jenis terdapat sebaris duri kuat berbentuk sisir lainnya, yaitu ktenedium genal. Duri-duri tersebut sangat berguna untuk membedakan jenis pinjal.Pinjal betina mempunyai sebuah spermateka seperti kantung dekat ujung posterior abdomen sebagai tempat untuk menyimpan sperma, dan yang jantan mempunyai alat seperti per melengkung , yaitu aedagus atau penis berkitin di lokasi yang sama. Kedua jenis kelamin mmiliki struktur seperti jarum kasur yang terletak di sebelah dorsal , yaitu pigidium pada tergit yang kesembilan. Fungsinya tidak diketahui, tetapi barangkali sebagai alat sensorik.Mulut pinjal bertipe penghisap dengan tiga silet penusuk (epifaring dan stilet maksila). Pinjal memiliki antenna yang pendek, terdiri atas tiga ruas yang tersembunyi ke dalam lekuk kepala.
- Daur Hidup PinjalPinjal termasuk serangga Holometabolaus atau metamorphosis sempurna karena daur hidupnya melalui 4 stadium yaitu : telur-larva-pupa-dewasa. Pinjal betina bertelur diantara rambut inang. Jumlah telur yang dikeluarkan pinjal betina berkisar antara 3-18 butir. Pinjal betina dapat bertelur 2-6 kali sebanyak 400-500 butir selama hidupnya.
- Tahap TelurSeekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan. Telurnya tidak lengket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan menetas dalam dua atau lima hari. Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500 telur di dalam hidupnya. Telur berukuran panjang 0,5 mm, oval dan berwarna keputih-putihan. Perkembangan telur bervariasi tergantung suhu dan kelembaban. Telur menetas menjagi larva dalam waktu 2 hari atau lebih. Kerabang telur akan dipecahkan oleh semacam duri (spina) yang terdapat pada kepala larva instar pertama.
- Tahap LarvaSetelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap sekitar rumah dan makan dari kotoran kutu loncat (darah kering yang dikeluarkan dari kutu loncat). Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan membuat kepompong dimana mereka tumbuh menjadi pupa. Larva yang muncul bentuknya memanjang, langsing seperti ulat, terdiri atas 3 ruas toraks dan 10 ruas abdomen yang masing-masing dilengkapi dengan beberapa bulu-bulu yang panjang. Ruas abdomen terakhir mempunyai dua tonjolan kait yang disebut anal struts, berfungsi untuk memegang pada substrata tau untuk lokomosi. Larva berwarna kuning krem dan sangat aktif, dan menghindari cahaya. Larva mempunyai mulut untuk menggigit dan mengunyah makanan yang bisan berupa darah kering, feses dan bahan organic lain yang jumlahnya cukup sedikit. Larva dapat ditemukan di celah dan retahkan lantai, dibawah karpet dan tempat-tempat serupa lainnya. Larva ini mengalami tiga kali pergantian kulit sebelum menjadi pupa. Periode larva berlangsung selama 7-10 hari atau lebih tergantung suhu dan kelembaban.Larva dewasa panjangnya sekitar 6 mm. Larva ini akan menggulung hingga berukuran sekitar 4×2 mm dan berubah menjadi pupa. Stadium pupa berlangsung dalam waktu 10-17 hari pada suhu yang sesuai, tetapi bisa berbulan-bulan pada suhu yang kurang optimal, dan pada suhu yang rendah bisa menyebabkan pinjal tetap terbungkus di dalam kokon.
- Tahap PupaLama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan populasi biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca mulai hangat. Pupa tahap yang paling tahan dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.Stadium pupa mempunyai tahapan yang tidak aktif atau makan, dan berada dalam kokon yang tertutupi debris dan debu sekeliling. Stadium ini sensitive terhadap adanya perubahan konsentrasi CO2 di lingkungan sekitarnya juga terhadap getaran. Adanya perubahan yang signifikan terhadap kedua factor ini, menyebabkan keluarnya pinjal dewasa dari kepompong. Hudson dan Prince (1984) melaporkan pada suhu 26,6 °C, pinjal betina akan muncul dari kokon setelah 5-8 hari, sedangkan yang jantan setelah 7-10 hari.
- Tahap DewasaKutu loncat dewasa keluar dari kepompongnya waktu mereka merasa hangat, getaran dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka loncat ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru. Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya sampai 3-4 minggu. Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat berumur hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama hidupnya seekor pinjal bisa menghasilkan telur hingga 800 buah. Telur bisa saja jatuh dari tubuh kucing dan menetas menjadi larva di retakan lantai atau celah kandang. Pertumbuhan larva menjadi pupa kemudian berkembang jadi pinjal dewasa bervariasi antara 20-120 hari.Perilaku pinjal secara umum merupakan parasit temporal, berada dalam tubuh saat membutuhkan makanan dan tidak permanen. Jangka hidup pinjal bervariasi pada spesies pinjal, tergantung dari makan atau tidaknya pinjal dan tergantung pada derajat kelembaban lingkungan sekitarnya. Pinjal tidak makan dan tidak dapat hidup lama di lingkungan kering tetapi di lingkungan lembab, bila terdapat reruntuhan yang bisa menjadi tempat persembunyian maka pinjal bisa hidup selama 1-4 bulan.Pinjal tidak spesifik dalam memilih inangnya dan dapat makan pada inang lain. Pada saat tidak menemukan kehadiran inang yang sesungguhnya dan pinjal mau makan inang lain serta dapat bertahan hidup dalam periode lama.
- Ekologi PinjalKehidupan pinjal dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
- Suhu dan KelembabanPerkembangan setiap jenis pinjal mempunyai variasi musiman yang berbeda-beda. Udara yang kering mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup pinjal. Suhu dalam sarang tikus lebuh tinggi selama musim dingin dan lebih tendah selama musim panas daripada suhu luar. Suhu didalm dan diluar sarang memperlihtkan bahwa suhu didalam sarang cenderung berbalik dengan suhu luar.
- CahayaBeberapa jenis pinjal menghindari cahaya (fototaksis negatif). Pinjal jenis ini bisaanya tidak mempunyai mata. Pada sarang tikus yang kedalamannya dangkal populasi tidak akan ditemukan karena sinar matahari mampu menembus sampai dasar liang. Sedangkan pada sarang tikus yang kedalamannya lebih dalam dan mempunyai jalan yang berkelok, sinar matahari tidak dapat menembus sampai ke dasar liang. Sehingga pada sarang tikus ini banyak ditemukan pinjal.
- ParasitBakteri Yersinia pestis di dalam tubuh pinjal merupakan parasit pinjal yang mempengaruhi umur pinjal. Pinjal yang mengandung bakteri pes pada suhu 10-150C hanya bertahan hidup selama 50 hari, sedangkan pada suhu 270C betahan hidup selama 23 hari. Pada kondisi normal, bakteri pes akan berkembang cepat, kemudian akan menyumbat alat mulut pinjal, sehingga pinjal tidak bisa menghisap darah dan akhirnya mati
- PredatorPredator pinjal alami merupakan faktor penting dalam menekan populasi pinjal di sarang tikus. Beberapa predator seperti semut dan kumbang kecil telah diketahui memakan pinjal pradewasa dan pinjal dewasa.
- Jenis – jenis pinjal tikus
- Pinjal tikus utara (Nosopsyllus fasciatus)Klasifikasi:Domain : EukaryotaKingdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaOrdo : SiphonapteraFamily : CeratophyllidaeGenus : NosopsyllusSpecies : N. fasciatusFasciatus Nosopsyllus memiliki tubuh memanjang, panjangnya 3 hingga 4 mm. Memiliki pronotal ctenidium dengan 18-20 duri tapi tidak memiliki ctenidium genal. Pinjal tikus utara memiliki mata dan sederet tiga setae di bawah kepala. Kedua jenis kelamin memiliki tuberkulum menonjol di bagian depan kepala. Tulang paha belakang memiliki 3-4 bulu pada permukaan bagian dalam
- Pinjal Tikus Oriental (Xenopsylla cheopis)Klasifikasi:Kingsdom : AnimaliaPhylum : ArthropodaClass : InsectaOrdo : SiphonapteraFamily : PulicidaeGenus : XenopsyllaSpecies : X. cheopis
- Xenopsylla cheopis adalah parasit dari hewan pengerat, terutama dari genus Rattus, dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini terjadi ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian menggigit manusia. Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi Black Death.
- Xenopsylla cheopis adalah pinjal tikus tropis. Pada tikus pinjal ini lebih umum daripada Nosopsyllus fasciatus di Negara tropis dan banyak menyerang orang. Pinjal ini sangat penting karena memerlukan pes (disebabkan kuman Pasteurella pestis) dari tikus kepada manusia. Bakteri tersebut berkembang biak di dalam proventikulus pinjal sampai dapat memenuhinya. Kemudian bila pinjal terinfeksi bakteri ini dan pinjal menggigit korban lain, pinjal tersebut tidak dapat menghisap darah tetapi memuntahkan bakteri ke dalam luka. Pinjal ini juga menularkan thyphus endemic (disebabkan oleh Rickettsia typhi) dari tikus kepada manusia. X.cheopis merupakan pinjal kosmopolitan atau synathropic murine rodent yang mempunyai ciri-ciri pedikel panjang, bulu antepidigidal panjang dan kaku. Receptakel seminalis besar dan berkitin dengan sudut ekor meruncing. Xenopsylla cheopis yang makan pada inangnya bisa hidup selama 38 hari dan tanpa makan tetapi tinggal pada lingkungan yang lembab dan dapat hidup selama 100 hari (Soviana, ).Genus Tungau Tungau penetrans adalah pinjal pasir. Pinjal ini merupakan pinjal yang terdapat di Negara-negara tropic dan sub tropic, pinjal ini sering ditemukan pada orang-orang yang bekerja sebagai penjelajah di Negara-negara tropis terutama di dataran Asia
- Makanan PinjalPinjal pradewasa mempunyai struktur mulut, organ anatomi dan fisiologi yang berbeda dengan pinjal dewasa, sehingga jenis makanan yang dikonsumsi juga berbeda. Makanan larva pinjal terdiri dari bahan-bahan organic yang ada disekitarnya, seperti darah yang dikeluarkan melalui organ ekskresi pinjal (anus), bahan organik yang kaya akan protein dan vitamin B. Bila bahan-bahan makanan tersebut terpenuhi, maka larva pinjal akan tumbuh secara maksimum.Pinjal, baik jantan maupun betina merupakan serangga penghisap darah. Bagi pinjal betina, darah diperlukan untuk perkembangan telur. Pinjal akan sering menghisap darah di musim panas daripada musim penghujan atau dingin, karena di musim panas pinjal cepat kehilangan air dari tubuhnya.
- Penyakit yang Ditularkan PinjalSecara kasat mata pinjal agak sulit ditemui bila jumlah populasinya sedikit, namun dapat dikenali dari kotorannya yang menempel pada bulu. Kotoran kutu berwarna hitam yang sebenarnya merupakan darah kering yang dibuang kutu dewasa. Pinjal yang menghisap darah inang juga menimbulkan rasa sangat gatal karena ludah yang mengandung zat sejenis histamine dan mengiritasi kulit. Akibatnya hewan terlihat sering menggaruk maupun mengigit daerah yang gatal terutama di daerah ekor, selangkangan dan punggung.Pinjal dapat mengganggu manusia dan hewan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung biasanya berupa reaksi kegatalan pada kulit dan bentuk-bentuk kelainan kulit lainnya. Infestasi pinjal merupakan penyebab kelainan kulit atau dermatitis yang khas. Reaksi ini merupakan reaksi hipersensitifitas kulit terhadap komponen antigenik yang terdapat pada saliva pinjal. Dermatitis ini biasanya juga diperparah dengan infeksi sekunder sehingga dermatitis yang semula berupa dermatitis miliari, hiperpigmentasi dan hiperkeratinasi dapat berlanjut dengan alopesia difus (kegundulan) akibat penggarukan yang berlebihan.Manusia sebagai inang asidental dapat menjadi sasaran gigitan pinjal. Dari beberapa kasus yang pernah ditemui gigitan pinjal ke manusia terjadi akibat manusia menempati rumah yang telah lama kosong, tidak terawat dan menjadi sarang kucing atau tempat kucing/ anjing beranak. Pupa pinjal dapat bertahan di alam tanpa keberadaan inangnya, akan tetapi sangat sensitive terhadap perubahan kadar CO2 dan vibrasi. Sehingga begitu terdeteksi perubahan factor tersebut, pupa tahap akhir yang telah siap menjadi dewasa segera keluar dari kulit pelindungnya untuk mencari dan menghisap darah inangnya. Itulah sebabnya serangan pinjal terhadap manusia umumnya terjadi pada keadaan tersebut.Selain gangguan langsung, pinjal juga berperan di dalam proses penularan beberapa penyakit yang berbahaya bagi manusia dan hewan. Contohnya adalah penyakit klasik Bubonic plaque atau pes yang disebabkan oleh Pasteurella pestis ditularkan oleh pinjal Xenopsylla cheopis. Jenis-jenis pinjal yang lain secara eksperimental dapat menularkan penyakit tetapi dianggap bukan vektor alami.Pinjal juga dapat menimbulkan alergi oleh karena reaksi hipersensitivitas terhadap antigen ludah pinjal. Pada anjing sering ditandai dengan gigitan secara berlebihan sehingga dapat mengakibatkan bulu rontok dan peradangan pada kulit. Kasus flea allergy bervariasi tergantung kondisi cuaca terutama terjadi pada musim panas dimana populasi kutu meningkat tajam.Penyakit yang berhubungan dengan pinjal yaitu Pes. Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu: Xenopsylla cheopis, Culex iritans, Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus. Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci). Kucing di Amerika juga pada bajing. Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent. Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.Selain pes, pinjal bisa menjadi vektor penyakit-penyakit manusia, seperti murine typhus yang dipindahkan dari tikus ke manusia. Disamping itu pinjal bisa berfungsi sebagai penjamu perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan tikus, yang kadang-kadang juga bisa menginfeksi manusia.Selain pada manusia pinjal juga dapat mempengaruhi kesehatan hewan peliharaan seperti di bawah ini:
- Flea Allergy Dermatitis (FAD). Penyakit kulit alergi pinjal. Waktu seekor kutu menggigit hewan peliharaan, ia memasukan ludah ke dalam kulit. Hewan peliharaan mendevelop reaksi alergi terhadap ludah/saliva (FAD) yang menyebabkan rasa gatal yang amat gatal. Tidak saja hewan peliharaan akan menggaruk atau mengigit-gigit berlebihan di daerah ekor, selangkangan atau punggung, jendolan juga akan muncul di sekitar leher dan punggung.
- Cacing Pita; Dipylidium canium. Cacing pita (tapeworm) disalurkan oleh pinjal pada tahap larva waktu makan di lingkungan hewan peliharaan. Telur-telur tumbuh di dalam kehidupan yang tidak aktif dalam perkembangan pinjal ini. Jika pinjal ini di ingested oleh hewan peliharaan waktu digrooming, cacing pita dan terus menerus berkembang menjadi cacing dewasa di usus hewan peliharaan
- Anemia; terjadi pada yang muda, yang tua atau pun yang sakit jika terlalu banyak kutu loncat yang menghisap darahnya. Gejala anemia termasuk, gusi pucat, lemas dan lesu pada hewan peliharaan.
Pencegahan, Pengobatan, dan Pengendalian - PencegahanLangkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah keberadaan pinjal yaitu:Menyedot menggunakan vaccumSeringlah menyedot di daerah dimana saja hewan peliharaan kunjungi, khususnya di mobil jika sering berpergian, daerah berkarpet, dan perabotan yang sering dikunjungi oleh hewan peliharaan supaya semua kutu termasuk telur, dan pupa nya dibersihkan sebanyak mungkin dengan cara sebagai berikut :
- PencucianCucilah tempat tidur hewan peliharaan, kasur, selimut dan barang lainnya dengan air panas jika memungkinkan.
- Penyemprotan LingkunganAda beberapa macam spray/semprotan yang tersedia yang bertujuan membunuh kutu loncat di lingkungan sekitarnya.
- PengobatanPengobatan dilakukan dengan obat anti kutu. Obat anti kutu hanya membunuh pinjal dewasa, pemberian obat anti kutu perlu disesuaikan agar siklus hidup pinjal bisa kita hentikan. Pemberian obat perlu diulang agar pinjal dewasa yang berkembang dari telur dapat segera dibasmi sebelum menghasilkan telur lagi.
- PengendalianUntuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pinjal maka perlu dilakukan tindakan pengendalian terhadap arthopoda tersebut. Upaya yang dapat dilakukan, antara lain melalui penggunaan insektisida, dalm hal ini DDT, Diazinon 2% dan Malathion 5% penggunan repllent (misalnya, diethyl toluamide dan benzyl benzoate) dan pengendalian terhadap hewan pengerat (rodent).Selain itu, dapat juga dengan cara:
- Mekanik atau FisikPengendalian pinjal secara mekanik atau fisik dilakukan dengan cara membersihkan karpet, alas kandang, daerah di dalam rumah yang biasa disinggahi tikus atau hewan lain dengan menggunakan vaccum cleaner berkekuatan penuh, yang bertujuan untuk membersihkan telur, larva dan pupa pinjal yang ada. Sedangkan tindakan fisik dilakukan dengan menjaga sanitasi kandang dan lingkungan sekitar hewan piaraan, member nutrisi yang bergizi tinggi untuk meningkatkan daya tahan hewan juga perlindungan dari kontak hewan peliharaan dengan hewan liar atau tidak terawat lain di sekitarnya.
- KimiaPengendalian pinjal secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida. Repelen seperti dietil toluamide (deet) atau benzilbenzoat bisa melindungi orang dari gigitan pinjal. Sejauh ini resistensi terhadap insektisida dari golongan organoklor, organofosfor, karbamat, piretrin, piretroid pada pinjal telah dilaporkan di berbagai belahan dunia. Namun demikian insektisida masih tetap menjadi alat utama dalam pengendalian pinjal, bahkan saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya penggunaan Insect Growth Regulator (IGR).
Secara umum untuk mengatasi pinjal, formulasi serbuk (dust) dapat diaplikasikan pada lantai rumah dan tempat jalan lari tikus. Insektisida ini dapat juga ditaburkan dalam lubang persembunyian tikus. Diberbagai tempat Xenopsylla cheopis dan Pulex irritans telah resisten terhadap DDT, HCH dan dieldrin. Bila demikian, insektisida organofosfor dan karbamat seperti diazinon 2 %, fention 2%, malation 2%, fenitrotion 2%, iodofenfos 5%, atau karbaril 3-5% dapat digunakan.
Insektisida fogs atau aerosol yang mengandung malation 2% atau fenklorfos 2% kadang-kadang juga digunakan untuk fumigasi rumah yang mengandung pinjal. Insektisida smoke bombs yang mengandung permetrin atau tirimifos metal dapat juga digunakan untuk desinfeksi rumah.Pengendalian pinjal di dalam ruangan terutama ditujukan terhadap pinjal dewasa, baik pada inang maupun diluar inang. Keefektifan insektisida pada pinjal dewasa ternyata bervariasi tergantung jenis permukaan tempat aplikasi. Pada permukaan kain tenun dan karpet, insektisida organofosfat paling efektif, selanjutnya berturut-turut karbamat > pirethrin sinergis > pirethtroid. Penurunan pinjal dewasa dapat mencapai 98% selama 60 hari pada aplikasi semprot campuran 0,25% propetamfos dan 0,5% diazinon microencapsulated. Upaya pengendalian pinjal di daerah urban pada saat meluasnya kejadian pes atau murinethyphus, diperlukan insektisida dan aplikasi yang terencana dengan baik agar operasi berjalan dengan memuaskan. Pada saat yang sama ketika insektisida diaplikasikan, rodentisida seperti antikoagulan, warfarin dan fumarin dapat digunakan untuk membunuh populasi tikus. Namun demikian, bila digunakan redentisida yang bekerja cepat dan dosis tunggal seperti zink fosfid, sodium fluoroasetat, atau striknin atau insektisida modern seperti bromadiolon dan klorofasinon, maka hal ini harus diaplikasikan beberapa hari setelah aplikasi insektisida. Jika tidak dilakukan maka tikus akan mati tetapi pinjal tetap hidup dan akan menggigit mamalia termasuk orang dan ini akan menongkatkan transmisi penyakit.Sementara itu, berbagai formulasi insektisida untuk mengendalikan pinjal dewasa pada hewan piaraan telah banyak dipasarkan mulai dari shampoo, spray, bahan dipping (berendam), sabun foam untuk mandi, serbuk bedak, hinggga yang bekerja sistemik seperti spoton untuk aplikasi diteteskan/ tuang langsung ke tubuh hewan inang, collar (kerah/kalung anti pinjal), dan oral berupa tablet oral. Akan tetapi, pemilihan jenis dan formulasi insektisida harus memperhatikan jenis dan unur hewan inang, tingkat investasi C. felis yang terjadi, potensi reinfeksi, perlakuan pengendalian pinjal di lingkungan sekitar hewan juga tingkat resistensi populasi pinjal di sekitar.Dengan semakin tingginya kesadaran untuk meminimalkan penggunaan insektisida kimia, perhatian pengendalian terutama ditujukan dengan memutus siklus hidup pinjal. Penggunaan bahan pengatur perkembangan serangga (IGR) memunculkan paradigm baru dalam pengendalian pinjal. Paradigm ini berfokus pada pengendalian stadium pra dewasa pinjal dengan aplikasi IGR, baik pada inang maupun lingkungan. Efek kerja IGR dapat berupa penghambatan pembentukan kitin (benzoylphenyl ureachitin siynthesis inhibitors), seperti alsistin, siromazine, diflubenzuron dan lufenuron, atau berupa peniru hormone juvenile (mimic insect juvenile hormone), seperti piriproksifen, fenoksikrb dan metophrene. Kedua jenis IGR tersebut diaplikasikan baik secara kontak maupun sebagai racun perut larva.Kemampuan beberapa jenis IGR ternyata juga berbeda-beda tergantung pada tahap pra dewasa maupun umur setiap stadium. Metophrene sangat efektif terhadap telur pinjal berumur muda, sebaliknya tidak terhadap telur berumur 24-42 jam pada konsentrasi yang sama. Piriproksipen dan metophrene memiliki efek ovisidal terhadap pinjal dewasa yang kontak dengan hewan yang telah diaplikasikan kedua bahan ini, karena kedua bahan tersebut membunuh tahapan embrio pinjal dalam perut. Hewan yang dimandikan dengan 26 mg metophrene dapat mencegah menetasnya telur pinjal hingga 34 hari. Saai ini telah banyak beredar produk IGR di pasaran baik dalam bentuk shampo, spray maupun collar bahkan oral, yang berupa tablet yang diminumkan pada hewan piara yang bekerja secara sistemik pada darah. Tablet yang mengandung fenuron diberikan sekali sebulan dengan dosis 30 mg/kg berat badan. Maka pinjal betina yang menghisap darah dari kucing akan menghasilkan telur-telur steril selama 2 minggu. - Pengelolaan lingkunganMengendalikan populasi tikus di daerah pedesaan dan perkotaan melalui sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah yang baik, dan memperbaiki sanitasi lingkungan yang rusak yang dapat dijadikan sebagai sarang tikus.
- Bahan / Alat
- Alkohol
- Jarum seksi
- Mikroskop
- Deg glass
- Objek glass
- Kutek bening
- Prosedur Kerja
- Siapkan pinjal didalam botol yang berisi alcohol 70%.
- Ambil pinjal perlahan-lahan dengan jarum seksi kemudain letakan pinjal keatas objek glass.
- Lingkari dengan kutek pada bagian pinggir pinjal tetapi jangan sampai terkena pinjal.
- Tusuk secara perlahan pada perut pinjal.
- Lakukan identifikasi pinjal dibawah mikroskop pada pembesaran tertentu.
- HasilDari Praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pinjal atau xenopsyllaXenopsylla jantan Xenopsylla betina
- KesimpulanDari hasil praktikum yang didapatkan ternyata dengan dua kali pengamatan pinjal didapat jenis pinjal betina dan jenis pinjal jantan yang perbedaan pinjal ini sendiri dapat dilihat dari jenis kelamin mereka pada saat pemeriksaan di mikroskop
Sabtu, 19 November 2011
Pemeriksaan angka lempeng total
Pemeriksaan Angka
Lempeng Total (Angka Kuman) Minuman
I.
Tujuan
:
Mengetahui jumlah kuman pada sampel minuman yang diperiksa
II.
Landasan
teori :
Angka kuman atau atau angka lempeng
total adalah angka yang menunjukkan adanya mikroorganisme pathogen atau non
pathogen menurut pengamatan secara visual atau dengan kaca pembesar pada media
penanaman yang diperiksa, kemudian dihitung berdasarkan lempeng dasar untuk
standart test terhadap bakteri(M.Maurer,1973).Atau jumlah bakteri mesofil dalam
satu millimeter atau satu gram atau satu cm2 usap alat sampel yang
diperiksa.Dasar pengujian adalah koloni bakteri aerob setelah ditanam pada
media yang sesuai dan dieramkan selama 48 jam suhu 37 C untuk bakteri mesofil
dan 550 C untuk bakteri termofil(Sumarno,1991).ALT (Angka Lempeng Total) mengandung
prinsip yaitu pertumbuhankoloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan
diinokulasikan pada lempeng agar dengan
cara tuang dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai. Setelah inkubasidipilih
cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni 30-300 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari kedua
cawan dihitung lalu dikalika dengan
faktor pengencerannya. Hasil dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total(ALT)
dalam tiap gram contoh bahan (Anonim, 2000)
III.
Alat
yang digunakan :
v Tabung reaksi steril
v Petridish steril
v Erlenmeyer steril
v Pipet ukur steril
v Karet penghisab
v Bunsen
v Rak tabung
IV.
Sampel
yang digunakan :
v Minuman sprite
V.
Bahan
yang digunakan :
v Nacl 0,85 %
v NAP (Nutrient Agar Plate)
VI.
Cara
Kerja :
1. Sterilkan semua alat dan bahan yang
akan digunakan
2. Disiapkan cawan
petridish,bunsen,sampel,pipet steril dan larutan pengencer 9 ml
3. Cawan petridish dan larutan pengencer diberi
kode sesuai pengencer yaitu 10-1 , 10-2, 10-3
4. Ambi 5 ml sampel cair untuk sampel
minuman sprite
5. Tambahkan 45 ml NaCl 0,85 % steril menggunakan
pipet ukur ke dalam tabung kemudian di homogenkan
6. Ambil sampel dengan pengencer 10-1 sebanyak 2 ml,1 ml
masukkan ke dalam larutan pengencer kode 10-2 dan homogenkan lalu 1 ml
masukkan ke dalam cawan petridish kode 10-1 dengan selalu
menghidupkan bunsen disekitarnya
7. Kemudian ambil pula larutan pengencer 10-2 sebayak 2 ml,1 ml masukkan ke dalam larutan pengencer kode 10-3 dan homogenkan lalu 1 ml
dimasukkan ke dalam cawan petridish kode10-2
8. Ambil larutan pengencer 10-3 sebanyak 1 ml dan
masukkan ke dalam cawan petridish kode 10-3
9. Dibuat kontrol dengan mengisi cawan
petridish sebanyak 1 ml larutan pengencer
10.
Masing-masing cawan petridish ditambahkan NAP
steril cair dengan memindahkannya berdekatan dengan bunsen yang telah
dihidupkan
11.
Cawan petridish yang telah
ditambahkan NAP steril cair digoyang pelan pelan ke kanan,kiri,atas,bawah dan
di tengah sebanyak 3 kali agar pertumbuhan koloni merata
12.
Tunggu sampai beku kemudian barulah
dieramkan pada incubator dengan suhu 37 C selama 2x24 jam dalam
posisi terbalik
13. Setelah itu dibaca koloni yang tumbuh
pada cawan petridish dan catat hasil dan hitung jumlah kumannya.
VII.
Perhitungan rumus angka kuman :

n
Keterangan :
Kp:
koloni pada pengenceran
P : pengenceran
n : jumlah pengenceran
K
: kontrol
Perhitungan
angka kuman tidak dapat dihitung karena banyak koloni tidak termasuk 30-300
koloni,maka tidak perlu dihitung angka kuman
VIII.
Hasil :
Banyaknya koloni yang dihitung
Pada 10-1 : jumlah koloni < 30
Pada
10-2 : jumlah koloni < 30
Pada 10-3
: jumlah koloni > 300
Pada
control terdapat 5 koloni
IX.
Pembahasan
:
Pertumbuhan koloni bakteri pada petridish tidak dapat dihitung karena
jumlahnya tidak termasuk ke dalam 30-300 koloni.
Dan perhitungan koloni pada kontrol seharusnya tidak terdapat kuman
karena dalam kontrol hanya terdapat pengencer steril yang seharusnya tidak
ditumbuhi bakteri,tapi ternyata masih terdapat angka kuman yang diduga adanya
kontaminasi pada saat pemeriksaan atau perlakuan.
X.
Kesimpulan
:
Dari pemeriksaan sampel di atas maka dapat disimpulkan angka kuman tidak
dapat dihitung
XI.
Daftar
Pustaka :
Langganan:
Postingan (Atom)